Misteri Kawah Tangkuban parahu, Subang

Friday, November 25, 2011

Wisata Indonesia adalah surganya wisata di Dunia, banyak yang berkunjung ke Indonesia untuk berwisata. Keindahan Alam yang sangat spektakuler membuat Indonesia menjadi tempat tujuan wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Kali ini saya akan mencoba sedikit memberi penjelasan kepada sobat tentang sebuah tempat wisata yang memiliki Misteri atau Legenda yang sangat merakyat bagi Indonesia. Tempat wisata ini adalah Kawah Tanguban Perahu. Mungkin dari sobat semua sudah mengerti atau bahkan sudah tau tentang tempat ini. Tapi sekarang saya akan mencoba memberi penjelasan mungkin ada orang yang belum tahu.

Ok langsung aja ke pokok permasalahannya. Kawah Tangkuban parahu merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di wilayah selatan Kab. Subang, berada pada ketinggian 2084 m di atas permukaan laut dan merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia yang memiliki sejarah atau Legenda tersendiri. Keindahan alam dengan deretan kawah yang membentang dan kesejukan udara pegunungan yang khas serta hamparan gunung-gunung lain yang tinggi menjulang mengelilinginya dan banyaknya koleksi tumbuh-tumbuhan serta tanaman khas hutan tropis yang tumbuh subur disekitar kawah, menjadikan gunung tangkuban perahu sebagai tujuan wisata yang menarik di Kabupaten Subang.

Dilihat dari kota Bandung, gunung tangkuban parahu memiliki bentuk yang unik menyerupai perahu terbalik (Bahasa Sunda : tangkuban = terbalik, parahu = Perahu). Bentuk unik dipercaya memiliki kaitan yang sangat erat dengan kisah legenda Sangkuriang.

Untuk menuju ke obyek wisata ini, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi baik roda 2 maupun roda 4 atau angkutan umum. Adapun waktu tempuh ke obyek wisata Sari Ater, yaitu dari kota Subang dengan waktu tempuh sekitar 40 menit ke arah selatan sedangkan dari Bandung sekitar 50 menit dan dari Jakarta via tol Sadang dengan waktu tempuh sekitar 3 jam sedangkan dari obyek wisata air panas Ciater dengan waktu tempuh 15 menit.

Kondisi jalan menuju kawasan ini, baik dari Subang maupun Bandung sangat baik. Namun yang perlu diperhatikan mengenai kondisi kendaraan, karena menuju lokasi baik dari Subang maupun Bandung akan melalui tanjakan yang cukup berat. Itulah hal yang juga cukup menarik, untuk bisa menikmati objek wisata ini anda perlu kerja keras terutama kendaraan anda, karena tempatnya yang di pegunungan membuat kendaraan anda bekerja dengan keras.

Mungkin cuma itu yang bisa saya jelaskan, mungkin tidak sesuai atau gmna silahkan dikasih masukan ya sobat !!!!!!!
READ MORE - Misteri Kawah Tangkuban parahu, Subang

Jembatan Barelang atau Jembatan "Habibie"

Thursday, November 24, 2011

Hai sobat, dah lama nih uda g ngeblog gara-gara g ada koneksi internet + rasa malas yang selalu menghantui diriku. Ok langsung saja ke pokok pemasalahan kita Sobat. Setelah Sekian lama saya g Ngeblog, pada hari ini akhirnya saya molai ngeblog kembali nih. Kali ini ane mau bagi-bagi cerita tentang Jembatan Barelang. Jembatan ini menghubungkan pulau-pulau di kepulauan Riau Kawan, dan uniknya lagi Jembatan Barelang ini disebut juga jembatan Habibie. Kok Jembatan Habibie to???

Nah ini kawan penjelasan yang lebih jelasnya He he he. Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang, dan gaLANG) adalah sebuah jembatan yang menghubungkan pulau-pulau di kepulauan riau. Jembatan ini Menghubungkan Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Kawan masyarakat di sekitar pulau ini menyebutnya "Jembatan Barelang", namun ada juga yang menyebutnya "Jembatan Habibie", nah ini alasannya mengapa jembatan Barelang disebut jembatan Habibie: karena Jembatan ini diprakarsai Oleh Habibie. Pembangunan jembatan ini digunakan untuk menfasilitasi ketiga pulau tersebut yang dirancang untuk dikembangkan menjadi wilayah industri di Kepulauan Riau. Ketiga pulau itu sekarang termasuk Provinsi Kepulauan Riau.

Keenam buah jembatan Barelang tersebut terdiri dari:

1. Jembatan Tengku Fisabilillah (jembatan I), jembatan yang terbesar
2. Jembatan Nara Singa (jembatan II)
3. Jembatan Raja Ali Haji (jembatan III)
4. Jembatan Sultan Zainal Abidin (jembatan IV)
5. Jembatan Tuanku Tambusai (jembatan V)
6. Jembatan Raja Kecik (jembatan VI)

Maaf kawan mungkin cuman itu yang dapat ane share, kurang lebihnya ane mohon maaf yah.
Semoga bermanfaat ! ! ! !
READ MORE - Jembatan Barelang atau Jembatan "Habibie"

Pantai Kukup Daerah Istimewa Yogyakarta

Monday, November 14, 2011

Pantai Kukup merupakan pantai yang berpasir putih yang indah dan luas, terdapat aneka biota Laut Mulai dari ikan yang berwarna-warni, kepiting yang sering mondar-mandir di tepi pantai, ataupun ubur-ubur yang bisa bikin badan gatal jika kita memegangnya Kalo ingin menangkap ikan ataupun kepiting dengan mudah, kita bisa membeli jaring kecil yang diperjualbelikan oleh pedagang di tepi pantai. Banyak ikan hias yang dijual oleh pedagang di pinggir Pantai Kukup atau dipelihara di gedung aquarium laut yang terletak pada satu kawasan di Pantai Kukup. Di sini juga terdapat sebuah pulau karang kecil yang diatasnya terdapat gardu pandang untuk menikmati keindahan laut. Pantai Kukup berada sekitar 25 km ke arah selatan dari Kota Wonosari. Jika dari Jogja menuju ke pantai ini membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan bermotor. Jalanan menuju pantai ini berkelok-kelok dan naik-turun. Jadi harap berhati-hati jika menggunakan kendaraan menuju kesini.
Fasilitas yang ada diantaranya pendopo untuk pertemuan, pondok wisata, hotel melati, warung makan, dan kios untuk cenderamata, pedagang ikan hias, dan pedagang ikan siap saji. Masyarakat setempat juga melaksanakan upacara sedekah laut dalam waktu yang bersamaan dengan nelayan Pantai Baron.Setelah puas menikmati indahnya pantai dari atas pulau karang, kita bisa turun untuk menikmati indahnya pasir putih yang ada di pantai ini. Pada sore hari air laut mulai surut, sehingga kita dapat dengan bebas untuk sekedar berjalan-jalan di tepi pantai ataupun bermain dengan pasir putih yang ada disini.
Di pantai ini terdapat pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan. Dari atas pulau karang ini kita bisa melihat indahnya hamparan pantai yang sangat luas disertai deburan ombak yang cukup besar. Meskipun siang hari, jika berada di pulau karang ini akan terasa sejuk karena angin yang bertiup cukup kencang.

Jika ingin membawa pulang ikan hias tapi nggak mau repot-repot menangkapnya sendiri, kita bisa membelinya saat keluar dari pantai. Disitu ada pedagang yang memperjualbelikan ikan laut hias. Ikannya pun banyak sekali jenisnya, mulai ikan nemo, bintang laut, ular laut, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jadi janganlah segan-segan jika anda ingin pergi ke Yogyakarta untuk berkunjung ke pantai kukup ini. Karena di pantai inilah anda bisa bersenang-senang dengan keluarga anda. Selain itu juga banyak pilihan tempat wisata pantai jika anda berkunjung ke Yogyakarta.
READ MORE - Pantai Kukup Daerah Istimewa Yogyakarta

Pantai Sundak, Pantai Pasir Putih di Selatan Yogyakarta

Sunday, November 13, 2011

Yogyakarta adalah sebuah propinsi yang menjadi tempat tujuan wisata utama yang ada di Indonesia. DIY ini selain memiliki wisata budaya yang mengagumkan juga memiliki Pantai- pantai yang membentang luas di sebelah selatan DIY. Dari sekian banyak pantai, pantai yang sering dikunjungi dan ramai dikunjungi adalah pantai sundak.

Pantai Sundak ini tidak hanya memiliki pemandangan alam yang indah, tetapi juga pantai sundak ini menyimpan banyak cerita. Pantai Sundak, Nama Sundak ini ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.

Pantai Sundak ini terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.

Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.

Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti membelah pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah).

Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut dan keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang melihat setengah tubuh landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak.

Tak disangka, perkelahian itu membawa berkah bagi penduduk setempat. Setelah selama puluhan tahun kekurangan air, akhirnya penduduk menemukan mata air. Awalnya, si pemilik anjing heran karena anjingnya keluar gua dengan basah kuyup. Hipotesanya, di gua tersebut terdapat air dan anjingnya sempat tercebur ketika mengejar landak. Setelah mencoba menyelidiki dengan beberapa warga, ternyata perkiraan tersebut benar. Jadilah kini, air dalam gua dimanfaatkan untuk keperluan hidup penduduk. Dari dalam gua, kini dipasang pipa untuk menghubungkan dengan penduduk. Temuan mata air ini mengobati kekecewaan penduduk karena sumur yang dibangun sebelumnya tergenang air laut.

Nah, bila kondisi tahun 1930 saja seperti yang dikatakan di atas, dapat diperkirakan kondisi ratusan tahun sebelumnya. Tentu sangat banyak organisme laut yang memanfaatkan bagian bawah karang yang kini menjadi gua dan wilayah yang kini menjadi daratan. Karenanya, banyak arkeolog percaya bahwa sebagai konsekuensi dari proses geologis yang ada, banyak organisme laut yang tertinggal dan kini tertimbun menjadi fosil. Soal fosil apa yang ditemukan, memang hingga kini belum banyak penelitian yang mengungkapkan.

Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya, Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. Anda bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?

Kalau mau, berinteraksi dengan penduduk bisa menjadi suatu pencerahan. Anda bisa mengetahui bagaimana penduduk hidup, kebudayaan mereka, dan tentu saja orang baru yang mungkin saja mampu mengubah pandangan hidup anda. Menemui Mbah Tugiman yang biasa berjaga di tempat parkir atau Mbah Arjasangku bisa jadi pilihan. Mereka merupakan salah satu sesepuh di pantai Sundak. Bercakap dengan mereka membuat anda tidak sekedar menyaksikan bukti sejarah tetapi juga mendapat cerita dari orang yang menyaksikan bagaimana sejarah terukir.

Sungguh menarik bukan cerita di Pantai ini, jika anda penasaran silahkan berkunjung ke Pantai ini, Dijamin anda tidak akan menyesal dan anda akan sangat menikmati keindahan Pantai ini.
READ MORE - Pantai Sundak, Pantai Pasir Putih di Selatan Yogyakarta

Makam Batu Layang

Saturday, November 12, 2011

Makam Batu Layang atau Makam Raja-raja dari Kerajaan Pontianak ini awalnya dibangun oleh Raja Pertama (Sultan Syarief Abdurrachman Alqadrie) sampai Raja terakhir Kerajaan Pontianak ini Yaitu Sultan Hamid II. Selain Itu Juga Dibangun oleh beberapa keluarga raja. Makam Batu Layang ini biasanya ramai dikunjungi khususnya pada Hari Besar Islam oleh masyarakat setempat atau bahkan dari kabupaten-kabupaten yang ada disekitar kalimantan barat. Makam Batu Layang ini terletak kurang lebih 2 kilometer dari Tugu Khatulistiwa kota Pontianak kalimantan Barat.

Di kompleks Makam Batu Layang ini juga dimakamkan para permaisuri dan pangeran Kesultanan Kerajaan Pontianak. Makam Batu Layang telah dibangun sejak masa pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie (1771-1808 Masehi) yaitu Raja pertama dari kerajaan Pontianak ini. Keberadaan Makam Batu Layang ini tidak bisa dipisahkan dari didirikannya Kota Pontianak oleh Syarief Abdurrahman Alkadrie yang kemudian menjadi raja pertamanya.

Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, pendiri Kesultanan Kadriah Pontianak, terlihat menjadi sentral dari areal
Makam Batu Layang ini. Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ini terletak di tengah, lurus dengan jalan ketika para pengunjung akan memasuki kompleks permakaman. Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie ditempatkan di ruangan tersendiri yang mirip dengan bunker kecil sehingga para pengunjung yang akan memasuki makam tersebut harus menundukkan kepala. Yaitu dengan maksud agar pengunjung yang masuk ke Makam Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie memberi penghormatan terhadap Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Kebanyakan Makam para sultan di Makam Batu Layang ini mempunyai warna nisan yang sama, yaitu berwarna emas. Selain itu, nisan-nisan di permakaman ini juga ditulisi huruf Arab yang melambangkan bahwa Kesultanan Kadriah Pontianak memang bernafaskan Islam. Hal ini sesuai dengan sejarah pendirian Kesultanan Kadriah Pontianak oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, yang merupakan seorang ulama dari daerah yang bernama Hadramaut, Yaman Selatan. Perpaduan warna kuning (emas) yang melambangkan warna khas Melayu dipadu dengan tulisan Arab yang bernuansa Islam menunjukkan bahwa Kesultanan Kadriah Pontianak dibangun berdasarkan percampuran budaya, setidaknya didominasi oleh dua kebudayaan, yaitu Arab dan Melayu. Cerminan perpaduan kebudayaan ini bahkan terbawa pada bentuk nisan dan makam yang ada di Batu Layang ini. Di luar kompleks permakaman, tampak gundukan batu yang dicat dengan warna hijau. Gundukan inilah yang disebut sebagai Batu Layang. Di dekat Batu Layang, terdapat sebuah meriam yang dicat dengan warna kuning.

Makam Batu Layang adalah tempat permakaman bagi para sultan di Kesultanan Kadriah Pontianak. Tempat ini menyimpan bukti sejarah tentang kebesaran Kesultanan Kadriah dan cikal bakal berdirinya Kota Pontianak. Arsitektur bangunan (nisan) yang merupakan perpaduan budaya Islam dan Melayu jelas terlihat di makam ini. Makam para sultan di Kesultanan Kadriah Pontianak terletak di daerah yang bernama Batu Layang, kira-kira berjarak 15 kilometer dari muara Sungai Kapuas atau 2 kilometer dari Tugu Khatulistiwa di Batu Layang, Pontianak.Pengunjung yang akan berziarah ke Makam Batu Layang tidak dipungut biaya masuk.Makam Batu Layang bisa dicapai dengan menggunakan mobil sekitar 15 menit dari Tugu Khatulistiwa. Bisa pula ditempuh dengan menggunakan transportasi air berupa sampan dari Pelabuhan Kota Pontianak dengan tarif Rp 10.000,00 sekali jalan.
Di luar kompleks permakaman, terdapat surau yang bisa digunakan untuk sholat sekaligus mendoakan arwah para sultan dan keluarga sultan yang telah dimakamkan di Makam Batu Layang. Selain surau, di sekitar makam juga terdapat warung-warung kecil yang menyediakan berbagai makanan dan minuman untuk melayani para pengunjung yang ingin makan dan minum.

READ MORE - Makam Batu Layang

Pesona Alam Pulau Menjangan

Friday, November 11, 2011

Hallo semua, pada kesempatan kali ini saya akan coba membahas sebuah pulau yang sangat indah dan terkenal di Indonesia bahkan di dunia, yaitu Pulau Bali. Pulau ini merupakan tujuan wisata utama yang ada di Indonesia, dan memiliki pengunjung paling banyak setiap harinya. Pantai, Museum, Taman Nasional semuanya ada di pulau ini. Salah satu tujuan utama wisata di pulau ini adalah Pulau Menjangan.

Pulau Menjangan ini terletak disebelah utara Taman Nasional Bali barat yang termasuk bagian dari Desa Sumber Klampok, kecamatan Grokgak yang berjarak sekitar 76 kilometer sebelah Barat Kota Singaraja. Pulau menjangan ini merupakan pulau kecil tanpa penghuni,dengan luas kurang lebih 175 hektar terdiri dari karang, batu batuan vulkanik serta tanah vulkanik hitam. Sesuai dengan namanya pulau ini dahulu terkenal dengan hewan menjangan (Cervus Timorensis). Pulau ini memang tidak berpenghuni namun keindahan wisata alamnya sangat mengagumkan.

Pulau ini menawarkan potensi keindahan laut sekitarnya yang sangat cocok untuk kegiatan rekreasi serta olah raga air seperti : Snorkeling dan Scuba Diving. Keindahan alam bawah lautnya sangat menarik karena kita dapat menemukan terumbu karang serta flora dan fauna laut yang berwarna warni. Dengan kondisi air laut yang tenang dan panorama teluknya sangat mempesona. Kehidupan bawah laut yang sangat mempesona dengan berbagai jenis ikan laut hias yang hanya ditemukan dibeberapa daerah saja di dunia. Hampir sekitar 59% dari nilai eksport ikan hias Indonesia berasal dari Pulau Menjangan.sangat cocok untuk melepas pengat dari keramaian kota. Untuk bisa mencapai Pulau menjangan para wisatawan harus naik boat dengan memakan waktu sekitar 30 menit dari Labuhan lalang.

Sungguh keindahan yang bisa membuat hati dan pikiran tenang, dengan adanya Alam yang begitu indah di Seluruh nusantara, dan pulau ini merupakan salah satu keindahan yang dimiliki oleh Pulau Bali dan Indonesia. Keindahan yang sangat alami membuat pulau ini mempunyai daya tarik tersendiri dibandingkan dengan tempat yang lainnya di Pulau Bali. Bahkan keindahan pantai di pulau ini tidak kalah menarik dengan pantai-pantai yang lain di Pulau Bali.
READ MORE - Pesona Alam Pulau Menjangan

Obyek Wisata Pantai Kartini Jepara Jawa Tengah

Friday, November 4, 2011

Obyek Wisata Pantai Kartini terletak 2,5 km ke arah barat dari Pendopo Kabupaten Jepara dan termasuk sebagai objek wisata pantai utara. Obyek wisata ini berada di kelurahan Bulu kecamatan Jepara dan merupakan obyek wisata alam yang menjadi dambaan wisatawan dan menjadi andalan tempat wisata di kabupaten Jepara.

Berbagai sarana pendukung seperti dermaga, sebagian aquarium Kura-kura, motel, permainan anak-anak (komedi putar, mandi bola, perahu arus), dan lain-lain telah tersedia untuk para pengunjung. Suasana di sekitar pantai yang cukup sejuk memang memberikan kesan tersendiri buat pengunjung, sehingga tempat ini sangat cocok untuk rekreasi keluarga atau acara santai lainnya.

Ditempat ini pula para pengunjung dapat melepaskan lelah dengan duduk-duduk di bawah gazebo sambil menghirup udara segar bersama terpaan angin laut.
terdapat pula deretan toko souvenir kerajinan laut yang dapat dijadikan buah tangan para wisatawan.

Kawasan dengan luas lahan 3,5 ha ini merupakan kawasan yang strategis, karena sebagai jalur transportasi laut menuju obyek wisata Taman laut Nasional Karimunjawa dan Pulau Panjang. Sekarang juga sudah tersedia sarana transportasi ke Karimunjawa dari dermaga Pantai Kartini yaitu KMP. MURIA (waktu tempuh 6 jam) dan Kapal Cepat KARTINI I (waktu tempuh 2,5 jam).
READ MORE - Obyek Wisata Pantai Kartini Jepara Jawa Tengah

Wisata Pantai Batee Puteh

Wisata Pantai Batee Puteh yang indah ini terletak di kabupaten Aceh Barat Indonesia. Lokasi Pantai Batee Puteh kira-kira 3 km dari kota Meulaboh. Pantai Batee Puteh ini sangat ramai dikunjungi oleh masyarakat pada saat liburan. Para Masyarakat berkunjung ke pantai ini biasanya untuk berenang atau hanya sekedar menikmati keindahan pemandangan alam yang begitu indah di pantai ini. Pantai Batee Puteh ini merupakan tempat liburan yang cocok bagi keluarga, selain itu pantainya yang putih dan bersih menambah daya tarik kawasan wisata ini, dan hal tersebut membuat Pantai Batee Puteh ini ramai dikunjungi oleh masyarakat pada saat akhir pekan atau saat libur sekolah.
READ MORE - Wisata Pantai Batee Puteh

Kepulauan Mentawai Sumatera Barat

Kepulauan Mentawai adalah salah satu tempat wisata di Sumatera Barat yang  terkenal dengan keindahan pantainya. Selain itu juga Ombaknya yang tinggi bisa dimanfaatkan untuk kegiatan selancar (surfing). Selancar merupakan ikon kepulauan Mentawai yang telah dikenal di seluruh dunia. Beberapa kali telah digelar kompetisi surfing internasional di pantai ini dan pantai ini sangat ramai dikunjungi oleh para pengunjung. Tidak kurang dari 400 "Spot Surfing" (titik selancar) yang dapat dijadikan lokasi berselancar.

Aktivitas selancar bisa dilakukan di beberapa pantai yang terdapat di kepulauan Mentawai. Adapun pantai-pantai tersebut adalah: Pantai Nyangnyang, Pantai Karang Bajat, Pantai Karoniki, dan Pantai Pananggelat Mainuk yang semuanya terletak di Kecamatan Siberut Selatan. Selain di Kecamatan Siberut Selatan, di Kecamatan Sipora juga terdapat beberapa pantai seperti Pantai Katiet Bosua dan Pantai Selatan. Sedangkan di Kecamatan Pagai Utara terdapat Pantai Barat.

Laut Mentawai, mulai dari ombak hingga dasar lautnya memiliki kekayaan dan potensi yang fantastis. Gulungan ombak besar yang beberapa diantaranya masuk dalam kategori extreme, menjadikan Mentawai sebagai salah satu objek wisata selancar yang digemari di dunia.

Olah raga selancar biasanya dilakukan pada bulan April sampai bulan Oktober. Mengingat, pada bulan-bulan tersebut ombak di kepulauan Mentawai mencapai titik puncaknya dan para peselancar bisa manfaatkannya untuk kegiatan berselancar. Sedangkan pada bulan November sampai bulan Maret, ombak di kepulauan Mentawai tidak begitu tinggi, sehingga tidak cukup menantang untuk digunakan kegiatan berselancar.

Kegiatan berselancar ini berlokasi di 3 kecamatan, diantaranya adalah Kecamatan Siberut Selatan, Kecamatan Sipora dan Kecamatan Pagai Utara yang masuk dalam Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Indonesia.

Lokasi objek wisata selancar ini dapat dijangkau dengan kapal motor dan pesawat perintis. Jika menggunakan kapal, perjalan ditempuh selama 14 jam dengan rute Padang- Sipora-Muara Siberut dengan biaya kira-kira antara Rp. 200.000-Rp. 300.000,- per orang (Februari 2008)

Untuk memasuki Kepulauan Mentawai para wisatawan bisa menggunakan jasa pemandu atau menggunakan jasa operator tour. Untuk penginapan, di Kepulauan Mentawai tersedia penginapan di sepanjang pinggir pantai dan Banyak sekali pedagang di sekitar pantai ini sehingga anda bisa berbelanja di pantai ini.
READ MORE - Kepulauan Mentawai Sumatera Barat

Kepulauan Kofiau Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat

Thursday, November 3, 2011

Kepulauan Kofiau adalah salah satu objek wisata di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Kepulauan Kofiau ini terbentuk kurang lebih dari rangkaian 32 bulah pulau termasuk Pulau Besar (Sub Bakken) dan gugusan Rew (Pulau Boo). Di Pulau yang pernah menjadi daerah jajahan kerajaan Ternate ini, tersimpan salah satu peradaban suku laut di Indonesia. Kofiau adalah sebuah pulau yang menyimpan peradaban salah satu suku laut di Indonesia. Sebelum abad 18, Kofiau menjadi kawasan jajahan Kerajaan Ternate. Legenda setempat menyebut asal kata Kofiau dari kisah kopiah Raja Jailolo yang tertinggal di pulau besar ini. Adapun Betew adalah suku yang menghuni pulau tersebut. Suku perantau dari Pulau Waigeo atau wilayah utara dari Kofiau yang hanya berjarak 60 mil. Sejak abad 19, suku Betew telah mendiami Pulau Kofiau dan berbaur dengan para pendatang dari Pulau Biak. Dan hingga saat ini, laut seperti tak akan pernah lepas dari tali kehidupan suku Betew. Mereka memang mendiami bibir pantai. Dan mengambil ikan sekadarnya hanya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.Perairan Kofiau jelas memiliki kekayaan hayati yang berlimpah.

Area perkampungan di Kofiau terletak di tiga pulau besar, yaitu Deer, Dibalal dan Tolobi yang terletak di bagian utara gugusan Pulau Besar. Kofiau sudah dihuni oleh Suku Betew sejak abad 19 dan berbaur dengan suku pendatang dari Pulau Biak dan Pulau Waigeo yang hanya berjarak 60 mil dari Kofiau. bagi suku Betew, laut adalah sumber penghidupan utama mereka. Mereka hidup di bibir pantai dan mengambil ikan sekadarnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Secara administratif, Kofiau telah menjadi seuah distrik di Kabupaten Raja Ampat.

Menurut cerita rakyat setempat, nama Kofiau berasal dari kata kopia. Konon ceritanya, zaman dulu pada masa pemerintahan kerajaan Jailolo, Sang raja Jailolo pergi ke daerah persinggahan di pulu Mikiran dan di situ, kopia sang raja tertinggal. Peristiwa kopia tertinggal yang amat bersejarah ini dicatat oleh raja Waigama bahwa ”Kopia” (Kofiau) dapat diartikan sebagai “Yang terlupakan“

Tempat persinggahan (mikiran) yang terletak di antara Pulau Tolobi dan Dibalal ini lalu diberi nama Jailolo. Di situ ada 2 pulau Jailolo yang dinamai Pulau Jailolo Kecil dan Jailolo besar. Sedangkan seluruh gugusan pulau-pulau ini kemudian dinamakan Kofiau

Bagi para pecinta burung, Pulau Kofiau merupakan habitat bagi 2 jenis burung endemik yaitu Kofiau Paradise kingfisher atau Cekakak Pita Kofiau (Tanysiptera ellioti) dan Kofiau Monarch atau kehicap kofiau (Monarcha Julianae) yang hanya dapat dijumpai di Pulau ini. Dan Keindahan alam yang terdapat di pulau ini adalah merupakan hal yang paling menarik dan membuat pulau ini sangat ramai pengunjung.
READ MORE - Kepulauan Kofiau Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat

Objek Wisata Pantai Kijing Pontianak

Objek Wisata Pantai Kijing telah menjadi obyek wisata di Kabupaten Pontianak sejak lama dan menjadi objek wisata andalan di Kalimantan Barat Indonesia. Pantai yang penuh dengan tanaman pohon kelapa di sepanjang bibir pantai ini dan sebuah pantai yang memiliki hamparan pasir putih yang landai adalah daya tarik tersendiri yang dimiliki oleh pantai ini untuk memikat para pengunjung atau menarik banyak perhatian wisatawan.

Pantai Kijing merupakan pantai yang indah, dan terletak 15 km arah utara kota Mempawah. Pantai ini dapat ditempuh dari kota Pontianak dengan Jarak tempuh 93 Km. Tempat Wisata ini sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan Sehingga kawasan ini ramai saat hari libur. Untuk bisa ke Lokasi pantai Kijing ini anda bisa menggunakan kendaraan roda dua dan empat.

Di pantai Kijing ini tersedia fasilitas seperti kantin, musholla, vihara, taman dan panggung pertunjukan. Selain itu juga adanya pertunjukan inilah yang membuat pantai ini berbeda dengan pantai-pantai di Indonesia lainnya, dan hal itulah yang membuat pantai ini ramai dikunjungi.
READ MORE - Objek Wisata Pantai Kijing Pontianak

Telaga Wahyu Magetan Jawa Timur Indonesia

Telaga Wahyu Berada sekitar 3 Kilometer dari Telaga Sarangan Magetan Jawa Timur Indonesia, tepatnya berada di Kabupaten Magetan. Telaga Wahyu ini Merupakan Telaga yang Alami terjadi karena proses yang alami bukan karena campur tangan manusia. Telaga Wahyu Ini mempunyai luas sekitar 15 hektar, telaga wahyu ini adalah telaga yang tidak berbeda jauh dengan telaga sarangan.

Untuk menuju Telaga wahyu tidak terlalu sulit di karenakan akses jalan yang sudah sangat baik. wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua. Di Telaga Wahyu para wisatawan dapat bersantai sambil memancing maupun aktifitas lainnya yang berhubungan dengan wisata Danau, Telaga Wahyu sengaja ditebari berbagai macam ikan untuk disediakan bagi mereka yang gemar memancing, sehingga tempat ini merupakan tempat pemancingan dan sering pula dimanfaatkan untuk perkemahan pramuka. pada hari-hari tertentu daerah telaga wahyu ada acara hiburan seni dan pertunjukan,guna menarik wisatawan yang hadir di telaga wahyu.

Di dekat Telaga wahyu wisatawan dapat menemukan sebuah mata Air alami yang di namakan Sumber Tamtu,menurut legenda bahwa mata Air Tamtu ini memiliki kasiat untuk bisa membuat orang awet muda. Di sekitaran Telaga, lahan pertanian penduduk terlihat menghijau, menjanjikan kesuburan. Jika anda sedang melintas kawasan ini sempatkan sejenak untuk menikamati telaga yang satu ini. Disekitar Telaga wahyu sangat baik untuk Hiking dikarenakan pemandangan sekitar telaga yang sangat indah, serta orang-orangnya yang sangat ramah serta iklim yang sangat sejuk. Jadi banyak nilai tambah yang ada di telaga ini yang membuat para pengunjung menarik untuk datang ke tempat wisata ini yang merupakan salah satu dari sekian banyaknya wisata Indonesia.
READ MORE - Telaga Wahyu Magetan Jawa Timur Indonesia

Pulau Galang Batam Kepulauan Riau

Wednesday, November 2, 2011

Pulau Galang adalah pulau dengan luas kurang-lebih 80 km². Pulau Galang adalah pulau di wilayah pemerintahan kota Batam, provinsi Kepulauan Riau yang merupakan rangkaian pulau besar ketiga yang dihubungkan oleh enam buah jembatan Barelang. Pulau ini terkenal karena adanya tempat pengungsian Vietnam yang terjadi secara besar-besaran pada tahun 1979 - 1996 atau yang sering dikenal sebagai manusia sampan. Pulau ini menjadi perhatian dari pihak PBB dan kalangan internasional Sejak saat itu. Tempat pengungsian Galang ini sekarang menjadi objek wisata dan sejarah kota Batam, karena jaraknya yang relatif dekat dengan pulau Batam (sekitar 7 km).

Selama kurun waktu 7 tahun, lembaga UNHCR, PBB mengumpulkan para pengungsi perang Vietnam ini, yang tersebar di beberapa pulau seperti: pulau Natuna, Terempa, pulau Anambas dan sekitarnya menjadi satu di tempat ini. Pulau ini dulunya mempunyai beberapa macam fasilitas, seperti: klinik PMI, kantor administrasi dari PBB, tempat pendidikan anak-anak, tempat peribadatan/kuil, dan tempat makam bagi mereka yang meninggal dunia karena terserang penyakit. Selama berada di tempat ini, para pengungsi tersebut mempelajari bahasa Inggris dan beberapa bahasa lain serta mengikuti berbagai latihan ketrampilan, sambil menunggu keputusan dari pihak PBB. Tempat ini kemudian ditutup oleh PBB secara resmi pada tahun 1997.

Selain objek wisata ini, pulau Galang juga banyak dikunjungi oleh para turis pada saat akhir pekan karena adanya pantai Melur di bagian barat pulau yang cukup indah. Mempunyai nilai sejarah yang besar membuat tempat ini ramai dikunjungi oleh para wisatawan.
READ MORE - Pulau Galang Batam Kepulauan Riau

Taman Wisata Pulau Kumala

Pulau Kumala merupakan daerah delta di Sungai Mahakam yang memanjang di sebelah Barat Kota Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Dimulai pada tahun 2000, Pulau Kumala dibangun menjadi kawasan wisata. Pembangunan Taman Wisata Pulau Kumala dilakukan secara bertahap dan akan terus berkembang. Dengan demikian masyarakat akan mendapatkan tambahan obyek wisata yang representatif selain Museum Mulawarman, Waduk Panji Sukarame, Desa Budaya Pondok Labu di Tenggarong dan Nusa Tuna di Kecamatan Muara Muntai yang berpasir putih.

Taman Wisata Pulau Kumala berjarak sekitar 27 km dari Kota Samarinda yang dapat ditempuh melalui Jembatan Kutai Kartanegara dalam waktu kurang lebih 30 menit. Sedangkan dari kota Balikpapan yang memiliki fasilitas Bandara Sepinggan dan Pelabuhan Semayang yang merupakan akses transportasi udara dan laut di Kalimantan Timur, Berjarak sekitar 130 km yang dapat ditempuh kurang lebih 3 jam lewat jalan darat. Selain itu Taman Wisata Pulau Kumala dapat juga dicapai dengan transportasi air melewati Sungai Mahakam.

Obyek wisata Pulau Kumala yang terletak di tengah Sungai Mahakam merupakan taman rekreasi perpaduan antara teknologi modern dan budaya tradisional. Pulau seluas 76 hektar ini dulunya adalah lahan tidur dan semak belukar. Saat ini, sebagian area sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti sky tower setinggi 100 meter untuk menikmati keindahan dari udara, kereta api mini area permainan dan kereta gantung yang menghubungkan dengan daratan.

Di pulau ini terdapat DSJ Resort lengkap dengan kolam renang dan sarana bagi mereka yang ingin istirahat, yaitu satu-satunya cottage di tengah Sungai Mahakam di lokasi Pulau ini dipersiapkan Aquarium Raksasa bagi ikan pesut, lumba-lumba air tawar yang hanya ada di Republik Rakyat Cina dan Brasil.
READ MORE - Taman Wisata Pulau Kumala

Kerajaan Sriwijaya di Kota Palembang

Penemuan berbagai benda peninggalan bernilai sejarah berupa artefak yang berkaitan dengan keberadaan Kerajaan Sriwijaya di Kota Palembang, menjadi bukti awal pusat Kerajaan Sriwijaya berada di kota ini.

Menurut arkeolog dari Nandal Sriwijaya Centre Institute of Southeast Asian Studies Singapore, Lim Chen Sian, saat menjadi narasumber Seminar Sejarah Kerajaan Sriwijaya dan Hubungannya dengan Kota Palembang, di Palembang, Senin, banyak artefak yang ditemukan mengarah Palembang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya.

Namun sampai kini belum ada artefak atau prasasti yang memastikan Palembang sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya.

Menurut dia, masih diperlukan penelitian lanjut untuk memastikan Palembang menjadi pusat kerajaan itu atau bukan.

"Karena tidak satu pun artefak, meskipun banyak yang ditemukan, dapat menjelaskan kedudukan pusat kerajaan itu," kata dia.

Ia mengatakan, banyak versi yang beredar berkaitan dengan keberadaan pusat Kerajaan Sriwijaya yang sampai kini belum bisa dibuktikan.

"Namun banyak penemuan artefak di Kota Palembang, seperti prasasti Kedukan Bukit dan Talang Tuo menjadi bukti awal mengarahkan Palembang sebagai pusat kerajaan tersebut," ujar dia lagi.

Ia menjelaskan, peneliti Singapura pun sampai kini belum bisa menyimpulkan pusat kerajaan tersebut, tetapi bisa dipastikan kalau wilayah kerajaan sangat luas.

Sriwijaya,katanya, memiliki wilayah kerajaan bukan hanya di sumatera bagian selatan, mengingat berdasarkan artefak yang berhubungan dengan kerajaan itu telah ditemukan di Kalimantan Barat, Singapura dan Malaka.

Lim menambahkan, bisa saja pembuktian pusat Kerajaan Sriwijaya akan ditemukan seribu tahun ke depan.

Saat ini, menurut dia, yang penting bagaimana menjaga artefak itu, dan terus meneliti keberadaan artefak lainnya.

Hal senada disampaikan sejarawan Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Prof Hatamarrasyid yang menegaskan bahwa penemuan prasati Kedukan Bukit menjadi bukti tertua peninggalan Sriwijaya.

Prasasti tersebut telah diterjemahkan yang dibuat pada tahun 604 Saka atau tahun 684 Masehi.

Dia menambahkan, meskipun prasasti itu tidak menjelaskan Palembang sebagai pusat kerajaan, tapi dapat dipastikan prasasti tersebut bukti Kerajaan Sriwijaya yang paling tinggi ditemukan di Palembang
READ MORE - Kerajaan Sriwijaya di Kota Palembang

Pantai Sendang Biru

Tuesday, November 1, 2011

Sendang Biru adalah salah satu resor pantai di bagian selatan Kabupaten Malang,Jawa Timur yang termasuk salah satu dari Indahnya Wisata Indonesia dari kesekian banyaknya Wisata Indonesia. Pantai Sendang BIru ini adalah sebuah pantai yang termasuk pantai selatan namun pantai ini memiliki keunikan tersendiri yaitu Pantai yang bebas dari tumulous gelombang Samudera Hindia. Hal tersebut dikarenakan akibat keberadaan Pulau Sempu.


Di sisi lain dari pantai ini sekarang dimanfaatkan sebagai Pelabuhan Perikanan dan debarkasi Pusat Ikan PPI di mana nelayan hasil tangkapan mereka turun di mana keduanya berada di bawah kewenangan Dinas Perikanan dan Dikelola oleh KUD (Koperasi Unit Desa), "Mina Jaya Pondok Dadap ".

Secara resmi, pantai Sendang Biru ini dikelola oleh Perusahaan Negara milik Forestay yang sejauh ini telah disediakan pantai dengan penginapan, rumah tamu, warung, penjaga rumah, perahu, dll

Untuk mencapai Sendang Biru, pengunjung dapat mengambil transportasi publik yang bisa diakses bernama "Mikrolet" untuk Gadang - Turen - Sendang Biru. Sendang Biru sekitar 70 km ke selatan dari Malang di desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan kabupaten Malang. Jangan lupa untuk berkunjung ke pantai ini karena pantai ini memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa, memiliki ombak yang menarik, dang hamparan pasir putih yang luas di sepanjang pantai ini.
READ MORE - Pantai Sendang Biru

Danau Sentani

Danau Sentani di bawah lereng Pegunungan Cagar Alam Cycloops yang memiliki luas sekitar 245.000 hektar. Danau ini terbentang antara Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, Papua. Danau Sentani yang memiliki luas sekitar 9.360 hektar dan berada pada ketinggian + 75 meter di atas permukaan laut, adalah salah satu danau terbesar di Papua dan di Indonesia. Danau Sentani berpotensi untuk pengembangan budi daya ikan air tawar dan menjadi tempat wisata yang menarik karena pemandangannya yang sangat indah.

Danau ini dijadikan budidaya ikan air tawar adalah digunakan untuk peningkatan gizi keluarga dan salah satu sumber pendapatan daerah. Dengan potensi debit air yang berskala besar tersebut, danau Sentani dapat dijadikan lahan budidaya berbagai jenis ikan air tawar, yang nantinya dapat memenuhi permintaan pasar di Papua bahkan sampai keluar Papua. “Danau Sentani bisa untuk budi daya banyak jenis ikan air tawar seperti Mujair, Mas, Lele, Nila, dan berbagai jenis ikan berprotein tinggi lainnya. Hal inilah yang membuat danau sentani ini juga sebagai objek wisata yang menarik.
READ MORE - Danau Sentani

Pantai Pulau Derawan Kalimantan Timur

Pantai Pulau Derawan adalah sebuah pantai yang terletak di Kabupaten Berau dan di Selat Sulawesi, tak jauh dari perbatasan Malaysia Provinsi Kalimantan Timur. Pulau Derawan menjadi sebuah destinasi wisata bahari yang menjadi pilihan  yang sangat menawan buat Anda yang menyukai pantai dengan hamparan pasir putih lembut berkilat serta air jernih. Apalagi ditambah bonus menjumpai penyu-penyu jinak yang berenang-renang riang saat kita melakukan penyelaman. Karena daerah ini merupakan daerah pemberdayaan penyu-penyu kecil.  Sesekali bahkan penyu-penyu tersebut nampak berkeliaran di sekitar cottage yang berada di pesisir pulau. Saat malam tiba, beberapa penyu naik ke darat dan bertelur di sana.

Paduan warna laut dan lumut yang memukau menghasilkan gradasi warna biru dan hijau, serta hutan kecil di tengahnya, membuat pulau ini menyajikan pemandangan alam begitu indah yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Yang tersisa, kenangan mendalam.

Dr. Carden Wallace dari Museum Tropis Queensland, Australia pernah meneliti kekayaan laut Pulau Derawan dan menjumpai lebih dari 50 jenis Arcropora (hewan laut) dalam satu terumbu karang. Tak salah kiranya jika Pulau Derawan terkenal sebagai urutan ketiga teratas di dunia sebagai tempat tujuan menyelam bertaraf internasional

Pulau ini memang relatif kurang begitu dikenal khususnya di dalam negeri karena untuk mencapainya butuh perjuangan tersendiri yang cukup berliku. Anda mesti menuju ke Balikpapan dulu dari Jakarta, Surabaya, Yogyakarta atau Denpasar, untuk menuju pulau ini. Kurang lebih dua jam waktu tempuh penerbangan dari Jakarta ke Balikpapan.

Dari Balikpapan, Anda masih harus terbang menuju Tanjung Redeb selama satu jam dengan menaiki pesawat kecil yang dilayani oleh KAL Star, Deraya atau DAS. Selain itu, Tanjung Redeb juga bisa dicapai melalui laut, dengan menaiki kapal dari Samarinda atau Tarakan ke Tanjung Redeb dilanjutkan dengan menyewa motorboat menuju pulau Derawan dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam.

Banyak wisatawan manca negara yang baru turun dari pesawat di bandara Kalimarau, Tanjung Redeb langsung berangkat ke pulau Derawan dengan motorboat yang sudah ditambatkan di sebuah pelabuhan khusus.

Alternatif lain bisa juga melalui perjalanan darat dari Balikpapan ke Tanjung Batu lalu dari sana menyeberang ke Pulau Derawan. Hanya saja ini bukan pilihan yang bagus karena perjalanan penyeberangan itu sendiri memakan waktu hingga belasan jam dengan medan yang relatif tidak menyenangkan.

Meskipun begitu, tahukah Anda, justru banyak wisatawan asing yang sudah tahu lebih banyak soal keberadaan pulau eksotis ini. Sejumlah wisatawan Jepang dari Tokyo melalui travel yang ada di sana “tembak langsung” berangkat ke Singapura atau ke Sabah kemudian melanjutkan perjalanan ke Balikpapan, lalu ke Tanjung Redeb menggunakan pesawat kecil.

Mereka memanfaatkan waktu mereka selama di Derawan dengan menyelam, menyusuri keindahan bawah laut di pulau tersebut yang memang merupakan lokasi terbaik untuk olahraga selam. Apalagi dengan kondisi pulau yang terpencil dan “masih perawan” kian menambah pesona siapapun juga untuk menikmatinya selama mungkin.

Tak usah jauh-jauh, hanya dalam jarak 50 meter dari bibir pantai, kita sudah dapat menyaksikan terumbu karang yang indah dan ikan-ikan beraneka warna hilir mudik. Airnya sangat bening. Anda pun bisa menyewa snorkel seharga Rp 30 ribu per hari. Bila ingin menyelam lebih dalam, kita dapat menemukan ikan-ikan yang lebih “eksotis” seperti kerapu, ikan merah, ikan kurisi, ikan barracuda, teripang, dan kerang. Pada batu karang di kedalaman sepuluh meter, terdapat karang yang dikenal sebagai "Blue Trigger Wall" karena pada karang dengan panjang 18 meter tersebut banyak terdapat ikan trigger (red-toothed trigger fishes).

Pulau Derawan menyediakan fasilitas-fasilitas tempat penginapan (cottage), penyewaan peralatan menyelam dan juga restoran. Ada pula penginapan-penginapan bertarif murah yang dikelola oleh warga sekitar. Kisaran harganya mulai dari Rp 45 ribu sampai Rp 100 ribu/malam.

Kalau Belum Puas Anda dapat juga mengunjungi pulau lainnya yang berada di sekitar Derawan. Misalnya: Pulau Sangalaki, Maratua, dan Pulau Kakaban yang mempunyai keunikan tersendiri. Ikan Pari Biru (Manta Rays) yang memiliki lebar mencapai 3,5 meter berpopulasi di Pulau Sangalaki. Malah bisa pula ditemui—jika cukup beruntung—ikan pari hitam dengan lebar “bentang sayap” 6 meter . Sedangkan Pulau Kakaban mempunyai keunikan yaitu berupa danau prasejarah yang ada di tengah laut, satu-satunya di Asia.
READ MORE - Pantai Pulau Derawan Kalimantan Timur