Kawasan Wisata Bedul Wisata Hutan Mangrove Banyuwangi

Thursday, December 8, 2011

Jawa Timur adalah salah satu propinsi di pulau jawa yang memiliki tempat yang sangat Menarik. Wisata Mangrove Bedul, merupakan nama tempat wisata yang berada di Banyuwangi Selatan, tepatnya di Dusun Bloksolo, Desa Sumberasri, Kecamatan Purwoharjo,Banyuwangi,Jawa Timur. Wisata Mangrove ini tergolong tempat wisata yang masih baru. Dikatakan tempat wisata baru karena Tempat wisata ini Baru di buka, Tepatnya sebelum Hari Raya Idul Fitri 2009 lalu walaupun belum dibuka secara resmi.

Kawasan wisata Bedul menawarkan wisata hutan mangrove yang masih alami. Untuk menuju ke Bedul, dari pusat Kota Banyuwangi anda bisa menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam, baik menggunakan mobil atau motor, untuk rutenya sendiri dari Kota Banyuwangi anda bisa ke arah Rogojampi lalu Srono, melewati kota ikan Muncar, Pasar Sumberayu, Tegaldlimo, Jatirejo, Curah Jati dan akan baru sampai di pasar Sumberasri.

Dari pasar sumberasri anda ke arah Selatan mengikuti jalan yang sudah di aspal berjarak sekitar 8 Km. Sepanjang perjalanan anda akan melewati hijaunya areal persawahan. Dan melewati Sedikit Hutan jati yang sudah gundul akibat penebangan yang dilakukan oleh warga sekitar.

Untuk bisa Mengelilingi hutan Mangrove ini anda tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam. hanya dengan sekitar Rp.15.000 saja untuk dapat mengelilinginya dengan menggunakan perahu bersama dengan penumpang lain. Kapal-kapal ini bisa memuat sekitar 10 hingga 15 orang untuk sekali jalan. Walaupun udara di objek wisata Mangrove Bedul cukup panas, namun nikmati hutan mangrove sembari diterpa sepoinya angin laut membuat panas yang menyengat tidak begitu terasa.

Dan Waktu yang terbaik untuk menikmati Bedul adalah pagi hari, dimana udara masih belum begitu panas. Selain itu kicauan berbagai jenis burung yang terbang bebas membuat suasana pagi begitu sempurna di Objek wisata Bedul. Bagaimana menurut anda keindahan tempat wisata ini?
Silahkan beri komentar anda untuk membangun blog ini agar menjadi lebih baik.
READ MORE - Kawasan Wisata Bedul Wisata Hutan Mangrove Banyuwangi

Misteri Kawah Tangkuban parahu, Subang

Friday, November 25, 2011

Wisata Indonesia adalah surganya wisata di Dunia, banyak yang berkunjung ke Indonesia untuk berwisata. Keindahan Alam yang sangat spektakuler membuat Indonesia menjadi tempat tujuan wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi.

Kali ini saya akan mencoba sedikit memberi penjelasan kepada sobat tentang sebuah tempat wisata yang memiliki Misteri atau Legenda yang sangat merakyat bagi Indonesia. Tempat wisata ini adalah Kawah Tanguban Perahu. Mungkin dari sobat semua sudah mengerti atau bahkan sudah tau tentang tempat ini. Tapi sekarang saya akan mencoba memberi penjelasan mungkin ada orang yang belum tahu.

Ok langsung aja ke pokok permasalahannya. Kawah Tangkuban parahu merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di wilayah selatan Kab. Subang, berada pada ketinggian 2084 m di atas permukaan laut dan merupakan salah satu tempat wisata di Indonesia yang memiliki sejarah atau Legenda tersendiri. Keindahan alam dengan deretan kawah yang membentang dan kesejukan udara pegunungan yang khas serta hamparan gunung-gunung lain yang tinggi menjulang mengelilinginya dan banyaknya koleksi tumbuh-tumbuhan serta tanaman khas hutan tropis yang tumbuh subur disekitar kawah, menjadikan gunung tangkuban perahu sebagai tujuan wisata yang menarik di Kabupaten Subang.

Dilihat dari kota Bandung, gunung tangkuban parahu memiliki bentuk yang unik menyerupai perahu terbalik (Bahasa Sunda : tangkuban = terbalik, parahu = Perahu). Bentuk unik dipercaya memiliki kaitan yang sangat erat dengan kisah legenda Sangkuriang.

Untuk menuju ke obyek wisata ini, pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi baik roda 2 maupun roda 4 atau angkutan umum. Adapun waktu tempuh ke obyek wisata Sari Ater, yaitu dari kota Subang dengan waktu tempuh sekitar 40 menit ke arah selatan sedangkan dari Bandung sekitar 50 menit dan dari Jakarta via tol Sadang dengan waktu tempuh sekitar 3 jam sedangkan dari obyek wisata air panas Ciater dengan waktu tempuh 15 menit.

Kondisi jalan menuju kawasan ini, baik dari Subang maupun Bandung sangat baik. Namun yang perlu diperhatikan mengenai kondisi kendaraan, karena menuju lokasi baik dari Subang maupun Bandung akan melalui tanjakan yang cukup berat. Itulah hal yang juga cukup menarik, untuk bisa menikmati objek wisata ini anda perlu kerja keras terutama kendaraan anda, karena tempatnya yang di pegunungan membuat kendaraan anda bekerja dengan keras.

Mungkin cuma itu yang bisa saya jelaskan, mungkin tidak sesuai atau gmna silahkan dikasih masukan ya sobat !!!!!!!
READ MORE - Misteri Kawah Tangkuban parahu, Subang

Jembatan Barelang atau Jembatan "Habibie"

Thursday, November 24, 2011

Hai sobat, dah lama nih uda g ngeblog gara-gara g ada koneksi internet + rasa malas yang selalu menghantui diriku. Ok langsung saja ke pokok pemasalahan kita Sobat. Setelah Sekian lama saya g Ngeblog, pada hari ini akhirnya saya molai ngeblog kembali nih. Kali ini ane mau bagi-bagi cerita tentang Jembatan Barelang. Jembatan ini menghubungkan pulau-pulau di kepulauan Riau Kawan, dan uniknya lagi Jembatan Barelang ini disebut juga jembatan Habibie. Kok Jembatan Habibie to???

Nah ini kawan penjelasan yang lebih jelasnya He he he. Jembatan Barelang (singkatan dari BAtam, REmpang, dan gaLANG) adalah sebuah jembatan yang menghubungkan pulau-pulau di kepulauan riau. Jembatan ini Menghubungkan Pulau Batam, Pulau Tonton, Pulau Nipah, Pulau Rempang, Pulau Galang dan Pulau Galang Baru. Kawan masyarakat di sekitar pulau ini menyebutnya "Jembatan Barelang", namun ada juga yang menyebutnya "Jembatan Habibie", nah ini alasannya mengapa jembatan Barelang disebut jembatan Habibie: karena Jembatan ini diprakarsai Oleh Habibie. Pembangunan jembatan ini digunakan untuk menfasilitasi ketiga pulau tersebut yang dirancang untuk dikembangkan menjadi wilayah industri di Kepulauan Riau. Ketiga pulau itu sekarang termasuk Provinsi Kepulauan Riau.

Keenam buah jembatan Barelang tersebut terdiri dari:

1. Jembatan Tengku Fisabilillah (jembatan I), jembatan yang terbesar
2. Jembatan Nara Singa (jembatan II)
3. Jembatan Raja Ali Haji (jembatan III)
4. Jembatan Sultan Zainal Abidin (jembatan IV)
5. Jembatan Tuanku Tambusai (jembatan V)
6. Jembatan Raja Kecik (jembatan VI)

Maaf kawan mungkin cuman itu yang dapat ane share, kurang lebihnya ane mohon maaf yah.
Semoga bermanfaat ! ! ! !
READ MORE - Jembatan Barelang atau Jembatan "Habibie"

Pantai Kukup Daerah Istimewa Yogyakarta

Monday, November 14, 2011

Pantai Kukup merupakan pantai yang berpasir putih yang indah dan luas, terdapat aneka biota Laut Mulai dari ikan yang berwarna-warni, kepiting yang sering mondar-mandir di tepi pantai, ataupun ubur-ubur yang bisa bikin badan gatal jika kita memegangnya Kalo ingin menangkap ikan ataupun kepiting dengan mudah, kita bisa membeli jaring kecil yang diperjualbelikan oleh pedagang di tepi pantai. Banyak ikan hias yang dijual oleh pedagang di pinggir Pantai Kukup atau dipelihara di gedung aquarium laut yang terletak pada satu kawasan di Pantai Kukup. Di sini juga terdapat sebuah pulau karang kecil yang diatasnya terdapat gardu pandang untuk menikmati keindahan laut. Pantai Kukup berada sekitar 25 km ke arah selatan dari Kota Wonosari. Jika dari Jogja menuju ke pantai ini membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam menggunakan kendaraan bermotor. Jalanan menuju pantai ini berkelok-kelok dan naik-turun. Jadi harap berhati-hati jika menggunakan kendaraan menuju kesini.
Fasilitas yang ada diantaranya pendopo untuk pertemuan, pondok wisata, hotel melati, warung makan, dan kios untuk cenderamata, pedagang ikan hias, dan pedagang ikan siap saji. Masyarakat setempat juga melaksanakan upacara sedekah laut dalam waktu yang bersamaan dengan nelayan Pantai Baron.Setelah puas menikmati indahnya pantai dari atas pulau karang, kita bisa turun untuk menikmati indahnya pasir putih yang ada di pantai ini. Pada sore hari air laut mulai surut, sehingga kita dapat dengan bebas untuk sekedar berjalan-jalan di tepi pantai ataupun bermain dengan pasir putih yang ada disini.
Di pantai ini terdapat pulau karang yang dihubungkan dengan jembatan. Dari atas pulau karang ini kita bisa melihat indahnya hamparan pantai yang sangat luas disertai deburan ombak yang cukup besar. Meskipun siang hari, jika berada di pulau karang ini akan terasa sejuk karena angin yang bertiup cukup kencang.

Jika ingin membawa pulang ikan hias tapi nggak mau repot-repot menangkapnya sendiri, kita bisa membelinya saat keluar dari pantai. Disitu ada pedagang yang memperjualbelikan ikan laut hias. Ikannya pun banyak sekali jenisnya, mulai ikan nemo, bintang laut, ular laut, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Jadi janganlah segan-segan jika anda ingin pergi ke Yogyakarta untuk berkunjung ke pantai kukup ini. Karena di pantai inilah anda bisa bersenang-senang dengan keluarga anda. Selain itu juga banyak pilihan tempat wisata pantai jika anda berkunjung ke Yogyakarta.
READ MORE - Pantai Kukup Daerah Istimewa Yogyakarta

Pantai Sundak, Pantai Pasir Putih di Selatan Yogyakarta

Sunday, November 13, 2011

Yogyakarta adalah sebuah propinsi yang menjadi tempat tujuan wisata utama yang ada di Indonesia. DIY ini selain memiliki wisata budaya yang mengagumkan juga memiliki Pantai- pantai yang membentang luas di sebelah selatan DIY. Dari sekian banyak pantai, pantai yang sering dikunjungi dan ramai dikunjungi adalah pantai sundak.

Pantai Sundak ini tidak hanya memiliki pemandangan alam yang indah, tetapi juga pantai sundak ini menyimpan banyak cerita. Pantai Sundak, Nama Sundak ini ternyata mengalami evolusi yang bukti-buktinya bisa dilacak secara geologis.

Pantai Sundak ini terdapat masjid dan ruang kosong yang sekarang dimanfaatkan sebagai tempat parkir. Sementara di sebelah timur terdapat gua yang terbentuk dari batu karang berketinggian kurang lebih 12 meter. Memasuki gua, akan dijumpai sumur alami tempat penduduk mendapatkan air tawar.

Wilayah yang diuraikan di atas sebelum tahun 1930 masih terendam lautan. Konon, air sampai ke wilayah yang kini dibangun masjid, batu karang yang membentuk gua pun masih terendam air. Seiring proses geologi di pantai selatan, permukaan laut menyusut dan air lebih menjorok ke laut. Batu karang dan wilayah di dekat masjid akhirnya menjadi daratan baru yang kemudian dimanfaatkan penduduk pantai untuk aktivitas ekonominya hingga saat ini.

Ada fenomena alam unik akibat aktivitas tersebut yang akhirnya menjadi titik tolak penamaan pantai ini. Jika musim hujan tiba, banyak air dari daratan yang mengalir menuju lautan. Akibatnya, dataran di sebelah timur pantai membelah sehingga membentuk bentukan seperti sungai. Air yang mengalir seperti membelah pasir. Bila kemarau datang, belahan itu menghilang dan seiring dengannya air laut datang membawa pasir. Fenomena alam inilah yang menyebabkan nama pantai menjadi Wedibedah (pasir yang terbelah).

Perubahan nama berlangsung beberapa puluh tahun kemudian. Sekitar tahun 1976, ada sebuah kejadian menarik. Suatu siang, seekor anjing sedang berlarian di daerah pantai dan memasuki gua karang bertemu dengan seekor landak laut. Karena lapar, si anjing bermaksud memakan landak laut itu tetapi si landak menghindar. Terjadilah sebuah perkelahian yang akhirnya dimenangkan si anjing dengan berhasil memakan setengah tubuh landak laut dan keluar gua dengan rasa bangga. Perbuatan si anjing diketahui pemiliknya, bernama Arjasangku, yang melihat setengah tubuh landak laut di mulut anjing. Mengecek ke dalam gua, ternyata pemilik menemukan setengah tubuh landak laut yang tersisa. Nah, sejak itu, nama Wedibedah berubah menjadi Sundak, singkatan dari asu (anjing) dan landak.

Tak disangka, perkelahian itu membawa berkah bagi penduduk setempat. Setelah selama puluhan tahun kekurangan air, akhirnya penduduk menemukan mata air. Awalnya, si pemilik anjing heran karena anjingnya keluar gua dengan basah kuyup. Hipotesanya, di gua tersebut terdapat air dan anjingnya sempat tercebur ketika mengejar landak. Setelah mencoba menyelidiki dengan beberapa warga, ternyata perkiraan tersebut benar. Jadilah kini, air dalam gua dimanfaatkan untuk keperluan hidup penduduk. Dari dalam gua, kini dipasang pipa untuk menghubungkan dengan penduduk. Temuan mata air ini mengobati kekecewaan penduduk karena sumur yang dibangun sebelumnya tergenang air laut.

Nah, bila kondisi tahun 1930 saja seperti yang dikatakan di atas, dapat diperkirakan kondisi ratusan tahun sebelumnya. Tentu sangat banyak organisme laut yang memanfaatkan bagian bawah karang yang kini menjadi gua dan wilayah yang kini menjadi daratan. Karenanya, banyak arkeolog percaya bahwa sebagai konsekuensi dari proses geologis yang ada, banyak organisme laut yang tertinggal dan kini tertimbun menjadi fosil. Soal fosil apa yang ditemukan, memang hingga kini belum banyak penelitian yang mengungkapkan.

Selain menawarkan saksi bisu sejarahnya, Sundak juga menawarkan suasana malam yang menyenangkan. Anda bisa menikmati angin malam dan bulan sambil memesan ikan mentah untuk dibakar beramai-ramai bersama teman. Dengan membayar beberapa ribu, Anda dapat membeli kayu untuk bahan bakar. Kalau malas, pesan saja yang matang sehingga siap santap. Yang jelas, tak perlu bingung mencari tempat menginap. Pengunjung bisa tidur di mana saja, mendirikan tenda, atau tidur saja di bangku warung yang kalau malam tak terpakai. Kegelapan tak perlu diributkan, bukankah membosankan jika hidup terus terang benderang?

Kalau mau, berinteraksi dengan penduduk bisa menjadi suatu pencerahan. Anda bisa mengetahui bagaimana penduduk hidup, kebudayaan mereka, dan tentu saja orang baru yang mungkin saja mampu mengubah pandangan hidup anda. Menemui Mbah Tugiman yang biasa berjaga di tempat parkir atau Mbah Arjasangku bisa jadi pilihan. Mereka merupakan salah satu sesepuh di pantai Sundak. Bercakap dengan mereka membuat anda tidak sekedar menyaksikan bukti sejarah tetapi juga mendapat cerita dari orang yang menyaksikan bagaimana sejarah terukir.

Sungguh menarik bukan cerita di Pantai ini, jika anda penasaran silahkan berkunjung ke Pantai ini, Dijamin anda tidak akan menyesal dan anda akan sangat menikmati keindahan Pantai ini.
READ MORE - Pantai Sundak, Pantai Pasir Putih di Selatan Yogyakarta